bangsa Arab yang paling tua adalah, watak bangsa Arab, asal - usul bangsa Arab, siapakah yang dimaksud bangsa Arab
Bangsa Arab - Suku Arab dan Siapakah yang dimaksud orang Arab
literasisejarah7.blogspot.com - Jika merujuk kepada silsilah keturunan dan asal-usulnya, para sejarawan membagi bangsa Arab menjadi tiga, yaitu :
1. Arab Ba’idah, yaitu kaum Arab terdahulu yang sejarahnya tidak bisa dilacak secara rinci dan komplit, seperti Ad, Tsamud, Thasm, Judais, Imlaq, Umain, Jurhum, Hadhur, Wabar, Abil, Jasim, Hadramaut, dll.
Baca Juga : Letak Arab dan Kondisi Penduduknya
2. Arab Aribah, adalah bangsa Arab yang berasal dari keturunan Yasyjub bin Ya’rub bin Qathan. Suku Bangsa Arab terkenal dengan sebutan Arab Qahthaniyah.
3. Arba musta’ribah, yaitu kaum Arab yang berasal dari keturunan Ismail, yang disebut juga Arab Adnaniyah.
Arab Aribah adalah bangsa Qahthan. Mereka berasa dari negeri Yaman, lalu berkembang menjadi beberapa kabilah dan suku. Dua kabilah yang terkenal pada saat itu :
a. Kabilah Himyar, yang terdiri dari beberapa suku terkenal, diantaranya Zaid Al-Jumhur, Qudha’ah dan Sakasik.
b. Kahlan, yang tediri dari beberapa suku terkenal, Hamadan, Anmar, Thayyi, Madzhaj, Kindah, Lakham, Judzam, Azad, Aus, Khazraj, keturunan Jafnah, dan Raja Syam.
Baca Juga :
Suku-suku kahlan banyak yang hijrah meninggalkan negeri Yaman, dan meyebar ke berbagai penjuru Jazirah Arab sebelum terjadinya banjir besar saat mereka mengalami kegagalan dalam perdagangan. Hal ini disebabkan oleh tekanan dari bangsa Romawi dan tindakan mereka untuk menguasai jalur perdagangan laut dan setelah mereka menghancurkan jalur darat dan berhasil menguasai Mesir dan Syam.
Baca Juga : Penemuan Amerika
Tidak heran bila itu terjadi akibat dari persaingan antara suku-suku Kahlan dan suku-suku Himyar, yang di akhiri dengan keluarnya suku Himyar dan ditandai dengan menetapnya suku Himyar.
Suku-suku Kahlan yang berhijrah dapat dibagi menjadi empat golongan diantaranya :
1. Azad
Perpindahan mereka dipimpin oleh Imran bin Amru Muzaiqiya sekaligus pemimpin mereka. Di negeri Yaman mereka berpindah-pindah tempat dan mengirim para pemandu, lalu berjalan ke arah utara dan timur. Adapun rincian tempat-tempat yang mereka pernah tinggali setelah perjalanan tersebut : Tsalabah bin Amru pindah dari Azad menuju Hijaz, lalu menetap di antara Tsa’labiyah dan Dzi Qar. Setalah anaknya besar dan kuat, dia pindah ke Madinah dan menetap di sana. Di antara keturanan Tsa’labah ini adalah Aus dan Khazraj, yaitu dua orang anak dari Haritsah bin Tsa’labah.
Baca Juga : George Washington
Diantara keturunan mereka yang bernama Haritsah bin Amr (dikenal dengan Khuza’ah) dan anak keturunanya pindah ke Hijaz, hingga meraka singgah di Murr Azh-Zhahran, yang selanjutnya membuka Tanah Suci dan mendiami Mekkah serta mengusir penduduk aslinya, Al-Jarahimah. Sedangkan imran bin Amr singgah di Oman lalu menetap dan tinggal di sana bersama keturunannya, yang disebut Azd Oman, sedangkan kabilah Nashr bin Al-Azd menetap di Tihama, atau disebut sebagai Azd Syanauah. Jafnah bin Amr ke Syam dan menetapa di sana dengan anak keturunanya. Beliau di juluki sebagai Bapak Para Raja Al-Ghassasinah, yang dinisbatkan kepada mata air di Hijaz, yang dikenal dengan nama Ghassan, yang telah mereka singgah sebelum akhirnya pindah ke Syam.
Baca Juga : Perang Sipil Amerika
2. Lakhm dan Judzman
Mereka pindah ke arah timur dan utara. Tokoh yang terkenal di kalagan mereka adalah Nashr bin Rabi’ah, pemimpin Raja dari Para Raja Al-Mundzir di Hirah.
3. Bani Tha’i
Setelah Azad pindah, mereka pindah ke arah utara dan singgah di antara dua gunung, Aja’ dan Salma. Mereka menetap di sana, hingga dikenal dengan sebutan Al-Jabalani (dua gunung) di Gunung Thayyi’
4. Kindah
Mereka singgah di Bahrain, lalu terpaksa meninggalkan dan singgah di Hadramaut. Namun, nasib mereka tidak jauh berbeda saat di bahrain, hingga mereka pindah lagi ke Najd. Di sana meraka mendirika pemerintahan yang besar dan kuat, akan tetapai, secepat itu pula punah dan tak meniggalkan jejak. Di sana masih ada satu kabilah lagi dari Himyar yang diperselisihkan asal keturunannya yaitu Qudha’ah mereka hijrah meninggalkan Yaman dan menetap di Pinggiran kota Iraq.
Baca Juga : Siapa Ir. Sukarno
Adapun Arab Musta’ribah adalah moyang tertua mereka Ibrahim A.S yang berasal dari negeri Iraq, yaitu dari sebuah daerah yang disebut Ar. Kota ini berada di pinggir barat sungai Eufrat, berdekatan dengan Kota Kufah. Banyak penelusuran dan penelitian yang luas tentang negeri ini, selain tentang keluarga Ibrahim A.S, kondisi keagamaan dan sosial di negeri tersebut.
Baca Juga : Indonesia dan Nuklir
Kita pernah mendengar kisah tentang Nabi Ibrahim A.S yang hijrah dari Iraq ke Haran atau Harran dan juga palestina. Ia lalu menjadikan negeri itu sebagai basis dakwahnya. Beliau banyak menyusuri negeri dan negeri lainnya. Di salah satu perjalanannya, beliau bertemu dengan Firaun. Istri Ibrahim, Sarah, ikut menemaninya.
Baca Juga : Nuklir Sukarno
Sarah merupakan wanita yang tercantik. Maka Firaun pada saat itu hendak memasang siasat buruk terhadap istri beliau. Akan tetapi, Sarah berdoa kepada Allah, sehingga dia membalikkan jerat yang dipasang raksasa itu ke lehernya sendiri. Hingga akhirnya raja yang zalim itu tahu bahwa Sarah merupakan wanita saleh yang memiliki kedudukan tinggi di sisi allah. Kemudian Firaun menghadiahkan putrinya Hajar menjadi pembantu Sarah, sebagai pengakuan atas keutamaan Sarah atau karena ia takut terhadap siksa Allah. Akhirnya Sarah menikahkan Hajar dengan Ibrahim.
COMMENTS